24 Mei 2008

Konsultasi Kesehatan

Bagi Pengunjung Blog ini yang ingin berkonsultasi masalah kesehatan, anda dapat menyampaikanya lewat email kami di
yenilefrina@yahoo.co.id


Readmore »»

22 Mei 2008

My Children Blog

My Children Blog

Ruang ini sengaja disediakan untuk memancing kedua buah hatiku untuk mengekspresikan diri mereka. Apapun bentuk ekspresi itu







Readmore »»

Saat Harus Menjadi Pasien

(Alhamdulillah artikel ini memenangkan lomba penulisan kategori kisah dalamrangka ulang tahun majalah Dokter Kita Yang ke-2, Maret 2007)

Putraku baru berusia 8 tahun ketika peristiwa itu terjadi. Aku ingat betul, hari itu Jum’at siang sekitar jam 14.00 WIB. Putraku berpamitan pergi mengaji di mesjid dekat rumah. Sambil menunggu jadwal praktek sore, aku berbaring menidurkan putri ke duaku. Belum lima menit rasanya aku merebahkan badan, dari kejauhan kudengar suara anak-anak berteriak gaduh. Mereka menggedor-gedor pintu pagar sambil memanggil”
”. Tante…tante ………., Leo tabrakan ! “ teriak mereka berbarengan. Tubuhku seketika kelu. Jantungku berdebar keras. Aku melompat menemui teman-teman anakku. Dengan masih memakai daster, dan tanpa alas kaki, aku berlari mengikuti anak-anak yang menunjukkanku tempat anakku mengalami kecelakaan.

Diturunan jalan dipinggir komplek, kulihat anakku menjerit keras sambil memegang kaki kirinya. Dia di kelilingi beberapa orang yang berusaha mengangkatnya ke dalam mobil yang kuduga baru menabrak anakku. Kudekap anakku erat. Kuraba kaki kiri yang dari tadi dipegangnya erat-erat. Sudah tidak simestris lagi. Paha kirinya patah. Tanganku gemetar. Kepalaku mendadak pusing. Sekuat tenaga aku tahan supaya tidak menangis. Sebagai dokter aku memang sudah terbiasa melihat berbagai akibat kecelakaan, tapi saat ini yang mengalaminya anakku sendiri dan ini sungguh memilukan hati.

Dengan tenaga yang tersisa aku minta tolong orang-orang yang ada membawa anakku ke rumah kami. Aku berusaha memfixasi kaki anakku dengan papan dan perban sebelum membawanya ke rumah sakit dengan diantar tetangga karena suamiku sedang diluar kota.

Diperjalanan anakku masih mengerang kesakitan. Dengan air mata berlinang aku peluk kepalanya didadaku. Aku berusaha menenangkannya. Dengan berbagai pertimbangan, aku langsung membawa anakku ke sebuah Rumah Sakit Darurat Bedah. Tapi perjalanan kesana terasa semakin panjang dan membuat dadaku tambah sesak. Jalanan macet karena saat itu sedang ramai – ramainya kampanye menjelang pemilu.

Sesampai di rumah sakit, anakku ditangani di Unit Gawat Darurat. Setelah dirontgen photo, dokter yang bertugas segera merujuk anakku kespesialis orthopaedi. Ketika spesialis orthopaedinya datang, sepintas aku ingat, bahwa beliau satu almamater denganku dulu. Karena berbeda angkatan, kami tidak saling kenal. Hanya saja waktu aku coasistensi, beliau sering jaga malam sebagai residen bedah. Jadi aku hapal wajahnya.

Setelah memeriksa anakku, beliau segera memanggilku. Beliau menerangkan tindakan apa yang akan dilakukan pada anakku. “Kalau ibu setuju kita akan lakukan operasi pemasangan pen,” ujarnya sambil menunjukkan rontgen paha kiri anakku yang patah. Disaat mendiskusikan tindakan terhadap anakku itu, akhirnya dokter spesialis orthopaedi tahu, kalau aku tenaga kesehatan juga.

Karena anakku harus disiapkan untuk operasi, maka diputuskan operasi akan dilakukan keesokan harinya dan aku juga harus menunggu dulu kedatangan suamiku dari luar kota.

Malam harinya, ketika anakku sudah agak tenang di ruangan. Masalah lain timbul, sebagaian besar keluarga yang datang, tidak setuju anakku dioperasi. Mereka bilang anakku masih terlalu kecil, ngeri membayangkan anak sekecil itu di operasi. Apalagi operasi mahal. Lebih baik dibawa ke dukun kampung supaya diurut saja.

Ditengah himpitan berbagai saran , aku semakin pusing. Ketika suamiku datang, aku tahu dia juga tergoda untuk membawa anak kami ke dukun patah tulang saja. Mungkin karena desakan keluarga disertai dengan contoh-contoh kasus yang katanya berhasil dengan diurut, juga karena faktor biaya operasi orthopredi yang memang tinggi. Walaupun sama-sama bekerja, tabungan kami tidak begitu besar untuk bisa menutupi biaya operasi itu. Sementara orang yang menabrak anakku, menolak ikut membiayai operasinya.

Kucoba berbicara berdua dengan suamiku. Bagaimanapun dia putra kami, kami yang paling bertanggungjawab. Keputusan kami dioperasi atau tidak, akan berakibat panjang untuk masa depan anakku. Aku mencoba menerangkan pada suamiku, apa kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi bila anak kami tidak segera di operasi. Sungguh aku tidak bisa membayangkan bila setelah di urut, kaki anakku malah jadi bengkok, sedangkan faktor yang menghambat operasi hanya segi materi, saja yang mudah-mudahan Allah menolong kami mencari penyelesaiannya.

Akhirnya aku dan suami mencapai kata sepakat. Putra kami akan di operasi saja. Kami berterima kasih pada keluarga atas perhatiaannya. Namun dengan ramah kami jelaskan bahwa demi kebaikan anak kami, kami memilih operasi. Untungnya keluarga mengerti dan menyerahkan semua keputusan kepada kami.

Dimalam menjelang operasi disaat anakku sudah bisa tidur, sambil mengusap kepala anakku, air mataku masih saja menitik. Keputusan operasi memang sudah diambil. Tapi aku masih belum tahu, kemana kami akan mencari tambahan uang bila ternyata tabungan kami tidak mencukupi. Saat itu aku benar-benar dapat merasakan beban keluarga-keluarga pasien yang ingin orang yang dicintai sembuh, namun kendala biaya menahannya. Rasanya sedih sekali. Menjelang subuh barulah aku bisa memejamkan mata sejenak sambil bersandar di kursi disamping tempat tidur anakku. Aku memasrahkan semua kepada kekuasaan Allah.

Operasi berjalan lancar. Setelah dua hari di rumah sakit, anakku di izinkan pulang. Dengan hati was-was aku menanyakan perawat berapa biaya perawatan dan operasi anakku. Aku masih khawatir uang kami tidak cukup. Tapi sungguh diluar dugaan, Allah Maha Besar ternyata dokter spesialis orthopaedi yang merawat anakku menulis “PRODEO” dikartu statusnya yang berarti dia menggratiskan biaya konsultasi dan operasi anakku. Kami hanya harus membayar obat dan perawatan saja yang jumlahnya jauh dibawah dugaanku. Aku terharu sekali. “Uangnya belikan tongkat untuk Leo saja,” kata beliau ketika aku datang untuk berterima kasih dan menanyakan upaya perawatan anakku selanjutnya.

Tujuh bulan berikutnya anakku tetap dirawat gratis sampai operasi pembukaan pen oleh spesialis orthopaedi yang budiman itu. Sekarang anakku sudah berlari lagi seperti anak-anak seusianya. Kalaupun ada sisa, hanyalah bekas luka sepuluh sentimeter yang memanjang di paha kirinya.

Walau disumpah hypocrates, semua dokter wajib mengucapkan bahwa akan memperlakukan sesama teman sejawat seperti saudara kandungnya sendiri, namun perlakuan spesialis orthopaedi yang merawat anakku jauh merasuk kedalam hatiku. Dan itu membuatku mengalami perubahan yang begitu banyak dalam memperlakukan pasien-pasienku di kemudian hari. Aku jadi lebih bisa bersyukur, Allah telah mentakdirkanku mejadi dokter, sehingga punya cara yang lebih banyak dan luas untuk menolong orang tidak hanya dengan uang tapi juga dengan tenaga dan pikiran .

Untuk seorang spesialis orthopaedi, biaya operasi anakku mungkin nilainya tidak seberapa artinya. Tapi untukku, itu berarti masa depan anakku yang tidak bisa dinilai dengan apapun.(YL)

Bandung, 26 Desember 2006
Untuk teman sejawat yang telah menunjukkan cara seharusnya menjadi seorang dokter. Semoga Allah selalu melindungimu.

Readmore »»

Milad

“Assalamualaikum Kak. Hari ini Kakak milad kan? Kudoakan semoga sisa hidup Kakak berkah dan berakhir dengan khusnul khotimah” Itu isi sms darimu setahun yang lalu Dik. Sama seperti isi smsmu ditahun-tahun sebelumnya. Isi sms yang selalu kutunggu disetiap tanggal yang sama disetiap tahun. Dan malam ini kembali aku merindukan sms itu.Tetapi semakin kutunggu, aku semakin sedih. Dan airmatakupun semakin tumpah. Aku tahu, ucapan penuh harapan itu takkan pernah kubaca lagi.Takkan ada lagi sms di tengah malam.Bahkan takkan pernah lagi ada bentuk perhatianmu yang lain Dik. Astagfirullah!Akan sanggupkah aku?

Terpampang pengumuman di dinding kantin kampusku.Bagi coasisten yang ingin ikut menjadi tim medik pada penutupan Ospek Fakultas Elektro, ditunggu kehadirannya paling lambat jam 14.00 WIB. Aku terpana. Baru kemaren aku mulai memikirkan, bagaimana cara memastikan kamu akan baik-baik saja di acara itu Dik, karena sebagai salah seorang mahasiswa baru di Elektro, aku sangat khawatir kamu akan digojlok habis-habisan oleh senior-seniormu. Sekarang Allah memberi jalan. Aku bisa ikut melihatmu dengan bergabung sebagai tim medis yang akan bertugas sebagai P3K di penutupan Ospek fakultasmu.

Sampai malam di perkemahan, kamu belum tahu kehadiranku. Aku bangga sekali melihat ketegasanmu sebagai ketua regu. Terkadang aku ketawa sendiri melihatmu terkena hukuman seniormu karena kekonyolan yang kamu sengaja. Sama dengan kekonyolan yang sengaja kamu lakukan untuk mempermainkanku di rumah kontrakan kita.
Pagi hari ketika lari pagi, aku sengaja berlari kecil di sebelahmu. Dan dengan berpura-pura sebagai seniormu, aku membentak menyuruhmu berlari cepat-cepat. Matamu seakan keluar ketika melihatku.

“Kenapa Kakak ada disini?” Tanyamu bisik-bisik takut ketahuan orang lain. Aku menunjukkan palang merah di lengan atas sebelah kiriku.

“ Dasar….” Katamu menggerutu.” Kakak pasti tak percaya melepasku pergi. Akukan laki-laki Kak.Aku bisa habis dikerjai senior bila tahu Kakak ada di sini!” Mulutmu mulai cemberut.

“ Terus lari”. Kataku.” Mereka justru akan tahu kalau kamu diam begitu”.Ujarku menarik tanganmu agar berlari lagi. Kamu tersenyum nyengir, seakan tahu kulakukan semua karena sayang padamu.

Sejak pagi itu, aku selalu memperhatikan, kamu selalu mencuri pandang ke kemah P3K tiap ada kesempatan. Barangkali kamu ingin memastikan aku baik-baik saja. Ya….., kita memang selalu saling menjaga Dik!.

Jilbab dan bajuku basah kuyub.Payung yang kupakai seolah tak mampu menahan derasnya hujan. Arloji di tanganku nenunjukkan jam 21.45 ketika aku mengetuk rumah kontrakan kita. Wajahmu tegang ketika membukakan pintu.

“ Kakak darimana malam-malam begini?” Semprotmu garang. Sambil berlalu ke kamar mandi aku menyahut“ Ada tugas yang belum selesai di rumah sakit Dik, dan harus dikumpulkan besok”.

“ Kakakkan bisa menelponku, biar aku jemput” Katamu lagi di balik pintu kamar mandi. “ Tanggung. Lagian hujan. Besokkan kamu juga ujian. Nanti aku malah merepotkan”.

Kamu terdiam. Hening. Keluar dari kamar mandi, aku kaget. Ternyata kamu masih berdiri di sana.

“ Aku adikmu Kak, dan aku laki-laki. Aku khawatir kakak naik angkutan kota malam-malam begini. Kalau terjadi apa-apa aku bilang apa sama mama dan papa?” Tanyamu ngotot. Wajahmu merah padam. Aku tahu aku sudah tak boleh menentangmu lagi kalau sudah begitu.

“ Maafkan Dik! Lain kali kakak akan minta kamu jemput kalau terlambat lagi. Jangan marah ya!”
Di kamar saat mengeringkan rambutku yang basah, air mataku menetes. Aku terharu. Betapa aku sudah dikaruniai seorang adik yang menyanyangiku. Alhamdulillah……….

Surat keputusan itu menyatakan bahwa sebagai dokter baru aku di tempatkan PTT di sebuah kota kecil di salah satu Propinsi di Sumatera.
“ Aku akan ikut mengantar kakak kesana” Ujarmu ketika membaca surat itu.
“ Kakak pergi berombongan Dik, Ada teman-teman yang lain”.Kamu menggeleng.
“Aku nggak peduli Kak, mama dan papa pasti tidak keberatan aku pergi mengantar kakak, Biar saja biayanya kita tanggungsendiri”.

Entah bagaimana caranya kamu bicara di telpon dengan mama dan papa, yang aku tahu setelah itu orang tua kita yang berada di Makasar sana, ikut mendesakku agar mau diantar ke tempat PTT olehmu.

Jadilah akhirnya kita berangkat ke tempat tugas pertamaku. Kamu menjadi anggota tambahan atas biaya sendiri. Teman-temanku sepanjang perjalanan mengejekku“Gila…., satpamnya setia setiap saat oi!”.

Tapi Dik, terus terang aku senang. Aku merasa Allah begitu baik padaku. Sementara teman-temanku yang lain susah payah mengangkut barang sendiri, aku malah bingung harus bagaimana. Karena semua bawaanku kamu yang bawa. Aku seorang kakak yang membuat iri orang lain.

Istrimu menelepon.Katanya kamu sakit,dan sekarang sedang dirawat haemoglobinmu 3. Aku terkejut bukan main. Sebagai tenaga kesehatan aku tahu betul artinya itu. Istrimu juga bilang bahwa kamu sudah ditransfusi, tapi belum ada perbaikan yang bermakna.

Aku ingin segera mendampingimu. Rasanya saat itu juga aku ingin terbang dan melihat keadaanmu. Tapi jarak yang memisahkan kita tidak memungkinkan untuk itu. Aku harus menunggu dua hari lagi agar ada orang yang menjaga anak-anakku selama kepergianku menjengukmu. Selama itu aku tidak bisa memejamkan mata. Aku menelepon terus menerus menanyakan keadaanmu.

Malam hari sebelum aku berangkat menjengukmu, tepat jam 21.00 WIB, telepon di rumahku berdering. Adik kita meneleponku. Suaranya di ujung sana serak. Dadaku sudah berdentum keras.
“ Kakak berangkat besok habis subuh Dik! Ujarku terbata, “ Dia tidak apa-apa kan?”
Suara adik kita tercekat.
“ Abang sudah pergi Kak ! dia sudah mendahului kita”.Aku terjerembab
Tangisku memecah malam. Aku meraung. Aku baru saja bersiap menemuimu Dik. Tapi kenapa kamu sudah pergi duluan? Kenapa kamu tidak menunggu?. Kenapa selama ini kamu tidak pernah mengeluh sakit? Kenapa kamu meninggalkanku seperti ini? Aku kakakmu, ingat!!! Astagfirullahhalazim, gapaian tangan anakku di pergelangan tangan kananku mengingatkanku ke dunia nyata.

Innalillahiwainnailaihirojiun….


Adikku sayang…..
Kepergianmu menjadi titik balik bagi kehidupan spiritualku. Kepergianmu menjadi pelajaran berharga bagiku. Betapa hidup dan mati itu batasnya hanya samar-samar. Kamu yang masih muda saja bisa pergi begitu cepat, tanpa pertanda. Entah kapan aku atau orang-orang disekitar kita.

Sekarang, meskipun terluka dalam rasa kehilangan akan dirimu, aku tahu bahwa aku harus berusaha ikhlas melepaskanmu. Aku harus percaya Allah telah memilihkan tempat terbaik untukmu. Dia telah memilihmu melangkah terlebih dahulu di gerbang keabadian.


Dulu kamu pernah bilang,” Kak, di hati kita ada tempat yang terisi oleh orang-orang yang istimewa bagi kita “. Sekarang kusadari, kamu orang istimewa itu di hatiku. Setiap mengingatmu, air mataku selalu tumpah. Disetiap shalatku aku selalu memohon, “ Ya Allah, ampuni dosa adikku. Berikan dia tempat yang layak di sisimu. Masukkan dia ke sorgamu ya Allah. Dan berikan kami yang masih hidup kemampuan dan kesanggupan untuk menjadi perpanjangan tanganMu dalam menjaga kedua anak yatimnya.Amin…..”.(YL)

Bandung, 18 Januari 2007


Mengenang adikku tersayang Septi Nurtian. Semoga sikapmu menginspirasi para pemuda Untuk selalu melindungi saudara perempuannya.

Readmore »»

"Enterobacter Sakazakii" Siapa Takut?

(Pikiran Rakyat 6 Maret 2008)

Dalam dua pekan terakhir ini, para orang tua yang anaknya masih mengonsumsi susu formula dibuat resah oleh informasi hasil penelitian yang menyebut adanya sejumlah produk susu formula yang tercemar kuman Enterobacter sakazakii. Sebagian langsung memutuskan untuk tidak memberi susu formula lagi pada bayinya. Sebagian lagi, dengan terpaksa tetap memberi susu formula kepada anaknya.
Seperti yang diungkapkan Sri (30), ibu dari bayi berusia 2 bulan. "Sejak lahir, bayi saya hanya minum susu formula karena ASI saya tidak keluar. Kalau sekarang harus distop susunya, bayi saya mau minum apa? Apalagi selama ini tidak ada masalah. Jadi, meskipun waswas,saya terpaksa meneruskan saja konsumsi susunya," kata Sri terbata-bata.

Lain Sri, lain pula Yasmin (25), bayinya yang baru berusia 4 bulan langsung diberikan bubur buatan sendiri setelah terdengar kabar tercemarnya susu formula. Padahal, sebelumnya Yasmin berencana baru akan memberikan makanan padat pada bayinya setelah berumur 6 bulan. "Apa boleh buat," ujar Yasmin. "Daripada bayi saya minum susu tercemar, lebih baik saya beri bubur buatan sendiri saja. Mau beli susu dari luar mahal. Apalagi usianya sudah memungkinkan untuk diberi bubur".

Tak timbulkan penyakit

Sebenarnya, Enterobacter sakazakii bisa ditemukan di lingkungan hidup sehari-hari seperti di air, tanah, saluran pembuangan, dan di sayur-sayuran. Sebagian bahkan bisa ditemukan pada manusia atau hewan. Akan tetapi, kuman ini tidak menimbulkan penyakit. Hanya pada keadaan tertentu saja dapat berubah dan menyebabkan penyakit pada manusia, terutama saat daya tahan tubuh menurun.

Bakteri Enterobacter sakazakii ditemukan pertama kali di Jepang. Bakteri ini memang tergolong berbahaya dan hidup di usus. Bakteri ini bisa menimbulkan berbagai gangguanpencernaan seperti diare pada anak. Akan tetapi, yang paling dikhawatirkan, bisa menyerang otak bayi sehingga menyebabkan penyakit radang selaput otak (meningitis) . Hal ini disebabkan pengaruh toksin yang dihasilkannya.

Koloni Enterobacter sakazakii tidak hanya menyebabkan mencret atau demam ringan serta meningitis. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat,bakteri ini bisa juga memicu kelumpuhan, kelainan limpa, dan hambatan proses tumbuh kembang anak. Risiko serius terutama menimpa bayi yang lahir prematur atau bayi berbobot rendah. Risiko tinggi juga mengancam bayi yang baru lahir.

Walaupun hasil penelitian yang sedang heboh saat ini menyebutkan susu produksi dalam negeri yang tercemar, tidak menutup kemungkinan susu dari luar juga ada yang sudah terkontaminasi. Hal ini perlu diwaspadai karena kasus pencemaran makanan bayi oleh kuman ini pernah dilaporkan terjadi di Jerman, Selandia Baru, dan negara-negara lain. Bahkan pada 2002, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melaporkan, ada 14 persen dari 114 produk makanan dan susu bayi tercemar Enterobacter sakazakii.

Mungkin ada satu pertanyaan yang mengganjal pikiran kita, mengapa hanya susu atau makanan bayi yang tercemar? Mengapa tidak makanan untuk dewasa juga?

Hal ini terjadi akibat perbedaan saat pengolahan dan pemrosesan makanan. Pada susu dan makanan bayi setelah dipasteurisasi, makanan tidak dipanaskan lagi seperti makanan untuk dewasa karena akan merusak struktur protein dalam susu. Jadi, bakteri pada susu dan makanan bayi tidak mati. Selama dalam kemasan, Enterobacter sakazakii mengalami fase "tidur". Kuman ini baru aktif lagi bila sudah keluar dari kemasan dan siap disajikan.

Ada beberapa faktor yang yang menyebabkan kuman ini menjadi aktif, seperti air yang digunakan tidak bersih, peralatan makan yang tidak disterilkan dulu, atau membiarkan susu berlama-lama di dalam botol sebelum diminum bayi karena kontak yang lama dengan udara ruangan bisa memicu aktifnya kuman ini.

Sumber kontaminasi kuman ini bisa berasal dari bahan baku susu (susu mentah), kontaminasi dari bahan tambahan setelah pasteurisasi atau kontaminasi saat pembuatan. Sementara kondisi bakteri yang bisa menyebabkan penyakit targantung nilai gizi bahan makanan, suhu, waktu, dan jumlah bakteri yang mencemari makanan atau susu. Enterobacter sakazakii tumbuh cepat pada suhu 37-44 derajat Celsius dan bisa bertahan sampai suhu 60 derajat Celsius.

Meskipun Enterobacter sakazakii ditemukan di sejumlah makanan, tetapi cuma pada keadaan tertentu saja kuman ini dapat menimbulkan infeksi seperti pada bayi pengguna susu
formula, bayi lahir dengan berat badan di bawah normal, bayi usia satu bulan ke bawah bahkan risiko masih muncul untuk bayi usia di bawah satu tahun. Bisa juga terjadi pada bayi yang ibunya mengidap HIV. Selain itu, jeda antara penyiapan susu dan konsumsi terlalu lama dan susu yang sudah disiapkan tidak disimpan di lemari pendingin.

Pencegahan

Seberapa pun bahayanya kuman Enterobacter sakazakii, kita tidak perlu takut kerena banyak yang bisa kita lakukan agar terhindar dari infeksi kuman ini. Dr. Chistine J. Taylor dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan pencegahan terhadap Enterobacter sakazakii.

Pertama, buat susu dalam jumlah sedikit sehingga tidak terlalu lama menunggu sebelum diminum. Kedua, jangan terlalu lama disimpan pada suhu kamar atau di kulkas. Paling baik tentu saja jangan disimpan karena pada suhu kamar bakteri akan tumbuh. Ketiga, jangan terlalu lama disimpan di tas tangan, terutama bagi ibu-ibu yang biasa memberikan susu formula kepada bayinya saat bepergian. Usahakan sudah diminum dalam waktu 4 jam.

Selain rekomendasi di atas, ada beberapa hal lain yang bisa dilakukan untuk pencegahan seperti mencuci tangan sebelum mengolah makanan. Kalau menyiapkan susu atau makanan bayi, gunakan air mendidih baru kemudian didinginkan sesuai temperatur konsumsi karena kuman Enterobacter akan mati pada suhu di atas 60 derajat Celsius apalagi bila menggunakan air mendidih.

Cuci semua peralatan untuk membuat susu seperti botol, dot, dan sikat botol dengan air mengalir, kemudian rebus botol dalam air mendidih selama 5-10 menit. Susu formula harus diberikan sesuai takaran yang dianjurkan di label. Saat membeli susu juga harus diperhatikan tanggal kadaluwarsanya. Pastikan kaleng atau kotaknya masih utuh dan tidak rusak. Saat membuka kotak, perhatikan bungkus aluminiumnya. Bila bungkus aluminiumnya sudah kempis berarti kemasannya sudah tidak bagus lagi. Kemungkinan susu sudah terkontaminasi semakin besar. Selain itu, jangan tergiur dengan bonus-bonus yang ditaruh di dalam kotak karena ini bisa saja menjadi sumber penularan bakteri pada susu.

Lepas dari semua pencegahan di atas, tetap saja bahwa daya tahan tubuh anak sangat menentukan apakah dia akan terinfeksi atau tidak. Karena bila daya tahan tubuh anak bagus, dia akan sulit untuk terinfeksi. Jadi mulai sekarang, bila Anda masih punya bayi yang mengonsumsi susu formula, tidak usah takut. Lanjutkan saja pemberian susunya, asalkan dengan cara seperti disarankan di atas.(YL)

Readmore »»

Keajaiban Darah Tali Pusat

(Pikiran Rakyat 24 Februari 2008)

Darah tali pusat (umbilical cord blood ) bisa digunakan untuk terapi, karena mengandung stem cell (sel induk) yang mampu memproduksi sel-sel darah baru seperti sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Stem cell juga mampu memperbaiki sistem kekebalan tubuh sampai menggantikan jaringan yang rusak
Nina (25 ), ibu muda yang baru saja mengetahui dirinya hamil, duduk dengan gelisah di ruang praktik dokter. Hatinya mendua, di satu sisi dia bahagia akan menjadi calon ibu. Tapi, di sisi lain dia amat takut terhadap kemungkinan bayinya menderita kelainan. Penyakit kelainan darah turunan yang menimpa keluarga saudara kandungnya, telah memengaruhinya secara psikis.

"Bukannya saya tidak mau hamil, dok. Dua dari tiga putri kakak saya menderita talasemia, mereka harus transfusi darah dua kali setiap minggunya. Saya khawatir anak saya nanti seperti itu juga. Saya melihat sendiri beban yang ditanggung kakak saya baik moril maupun materiil. Sepertinya berat sekali," ujar Ny. Nina sambil menyusut air matanya.

"Jangan terlalu khawatir, Bu . Kan belum tentu anak ibu mengalami hal yang sama. Apalagi sekarang sudah ada terapi canggih untuk talasemia," kata dokter berusaha menghibur.

Wajah Ny. Nina mendadak cerah, "Terapi apa Dok?" ujarnya
antusias.
"Terapi dengan darah tali pusat. "
"Lho, kok bisa ya, Dok?" kata Ny. Nina heran.
"Ya, sekarang sudah bisa Bu, asalkan waktu lahir darah
tali pusat anak ibu diambil dan disimpan di bank tali
pusat," ujar dokter menerangkan.
(Pikiran Rakyat 24 Februari 2008)

Selang setengah jam kemudian Ny. Nina kelihatan semangat bertanya segala hal tentang darah tali pusat, yang disebut dokter sebagai terapi masa depan itu. Terapi untuk
penyakit-penyakit yang selama ini sulit untuk disembuhkan.

"Stem cell"
Dari zaman dahulu sudah tersebar mitos bahwa sisa tali pusat bayi yang dikeringkan, bisa dipergunakan untuk mengobati pemiliknya bila sedang sakit parah. Keluarga yang percaya pada mitos itu, sampai sekarang masih banyak yang mengeringkan dan menyimpan sisa tali pusat anak-anak mereka. Saat anak sakit, tali pusat itu direndam dengan air hangat, lalu air bekas rendamannya diminumkan pada anak. Entah benar tali pusat kering itu yang mujarab atau tidak, tetapi nyatanya anak-anak itu memang sembuh setelah minum air rendaman tali pusat mereka sendiri.

Baru 1963, lewat penelitian kedokteran terungkap, yang bisa dipergunakan untuk mengobati penyakit bukan tali pusatnya, tetapi darah yang diambil dari tali pusat itu beberapa saat setelah bayi dilahirkan.

Darah tali pusat (umbilical cord blood )bisa digunakan untuk terapi, karena mengandung stem cell (sel induk) yang mampu memproduksi sel-sel darah baru seperti sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Stem cell juga mampu memperbaiki sistem kekebalan tubuh sampai menggantikan jaringan yang rusak.

Stem cell merupakan sel yang belum terspesialisasi, namun mempunyai kemampuan berkembang biak tanpa batas menjadi sel jenis lain. Kemampuan tersebut, memungkinkan stem cell memperbaiki kerusakan tubuh dengan menyediakan sel-sel baru untuk memperbaiki kelainan tersebut.

Sebenarnya, stem cell bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu stem cell embrionik (embryonic stem cell) dan stem cell dewasa ( haemopoietic stem cell). Darah tali pusa termasuk stem cell dewasa. Selain dari darah tali pusat, stem cell dewasa bisa didapat dari sumsum tulang dan darah tepi. Hanya saja, pengambilan stem cell dari darah tali pusat lebih disukai, karena berisiko lebih kecil dan tidak menyakiti penderita. Selain itu, stem cell dari darah
tali pusat mempunyai kemampuan proliferasi (pertumbuhan dan pertambahan sel) yang tinggi. Tingkat kecocokan pencangkokan stem cell darah tali pusat juga lebih baik dibandingkan dengan stem cell yang berasal dari sumsum tulang

Pengambilan stem cell embrionik dilakukan dengan mengambil stem cell yang berasal dari embrio (jabang bayi) yang sudah meninggal dunia, kebanyakan dari hasil aborsi. Cara ini sudah tidak dilakukan lagi, karena banyak menimbulkan kontroversial karena alasan etika.

Pencangkokan darah tali pusat pertama kali dilakukan pada anak penderita anemia fanconi di Paris 1988. Kelainan itu berupa penyakit keturunan yang menyerang sumsum tulang belakang, sehingga menyebabkan penurunan produksi semua jenis sel darah. Dengan pencangkokan stem cell ke tulang belakang, produksi sel-sel darah dapat normal kembali. Keberhasilan pencangkokan itu memberi peluang baru dalam pemanfaatan darah tali pusat yang sebelumnya tidak diketahui.

Menurut National Marrow Donor Program (NMDP) USA, sampai saat ini stem cell yang terkandung di darah tali pusat, sudah bisa mengobati 72 penyakit seperti kanker,
kerusakan pada sumsum tulang belakang, kelainan pada darah, dan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme tubuh. Selain itu, metode ini sedang diteliti kemampuannya untuk mengobati penyakit jantung, cedera pada tulang belakang, stroke, lever, dan diabetes.

Metode pengobatan ini dilakukan dengan mentransplantasika stem cell ke organ yang rusak. Sesuai sifatnya, stem cell akan berkembang menjadi sel baru sehingga bisa memperbaiki jaringan yang sudah rusak tersebut. Banyaknya stem cell yang ditransplantasi, disesuaikan dengan berat badan penderita. Setiap kilogram berat badan dibutuhkan
sekitar 15 juta - 20 juta stem cell.

Kelebihan terapi dengan stem cell adalah mengurangi risiko penolakan oleh tubuh dan menurunkan risiko penularan waktu terjadi pencangkokan.

Selain itu, yang memanfaatkan stem cell tersebut tidak hanya pemiliknya, tetapi juga bisa digunakan oleh saudara kandung dan orang tua, asalkan mempunyai kecocokan dalam
struktur gen dan golongan darah. Bila dimanfaatkan oleh saudara kandung, tingkat kecocokannya mencapai 50 – 70%. Sedangkan bila digunakan orang tua , kecocokannya hanya
25—50%

Cara pengambilan dan penyimpanan

Bila berminat menyimpan darah tali pusat anak di bank tali pusat, saat kehamilan berlangsung sudah harus mendaftarkan diri ke bank tali pusat. Setelah menandatangani kontrak, akan dibekali kit pengambilan darah yang berisi kantong darah, tabung untuk menyimpan darah ibu, dan alat untuk mengambil darah. Kit tersebut diserahkan kepada dokter
kandungan yang membantu persalinan. Bank tali pusat bisa dihubungi 24 jam. Mereka akan mengatur pengambilan, pengiriman, dan pemrosesan darah tali pusat dengan
segera.

Darah tali pusat diambil tepat beberapa saat setelah proses kelahiran bayi. Tali pusat yang terhubung dengan plasenta (ari-ari) diklem dan dipotong. Dokter akan mengambil darah sekitar 22,5 ml dari tali pusat, kemudian disimpan dalam kantong steril. Di dalam 22,5 ml darah
yang diambil tersebut bisa didapat sekitar 800 juta stem
cell.

Setelah dikirim ke bank tali pusat, proses selanjutnya adalah memeriksa terlebih dulu kondisi darah ibu yang diambil bersama darah tali pusat. Bila sudah tercemar
oleh bibit penyakit seperti AIDS, cytomegalovirus atau hepatitis, proses penyimpanan darah tali pusat tidak dilanjutkan. Stem cell disimpan di ruang pengawetan dalam tabung nitrogen cair yang bersuhu minus 196 derajat celcius di cord blood bank (bank darah tali pusat).

Selama penyimpanan di bank tali pusat, dilakukan pemantauan kondisi stem cell secara perodik agar mutunya selalu terjaga. Penyimpanan bisa dilakukan selama pemilik darah tali pusat menginginkannya. Dengan teknologi kedokteran yang canggih, populasi stem cell di bank tali pusat bisa diperbanyak. Jadi, pemilik tidak usah khawatir kehabisan stok stem cell.

Saat ini, penyimpanan darah tali pusat sudah bisa dilakukan di Indonesia. Biaya pengambilan darah, pemrosesan, dan penyimpanan untuk tahun pertama memakan biaya Rp 9 juta. Sedangkan biaya penyimpanan per tahun berikutnya Rp 1,5 juta. Pemanfaatan cord blood bank sama dengan asuransi kesehatan di masa depan, karena bila sewaktu-waktu dibutuhkan, manfaatnya bisa diambil. (YL)

Readmore »»

Cacar Air? Mandilah Secara Teratur !

(Pikiran Rakyat 10 februari 2008)

Pak Yayan (45 tahun) merasa gelisah. Sejak sebulan yang lalu, ketiga putrinya bergantian terserang cacar air. Tiga hari yang lalu, istrinya pun ikut terjangkit, bahkan gejala yang terlihat lebih berat dibandingkan dengan ketiga putrinya. Sekujur tubuh sang istri penuh bundaran berisi caira
Mertua Pak Yayan melarang istri dan ketiga putrinya mandi selama terjangkit cacar air. Katanya, cacar air tidak boleh terkena air. Walaupun sekarang ketiga putrinya sudah mulai membaik, namun bekas keropeng di wajah dan sekujur tubuh mereka masih jelas terlihat.

Wabah cacar air mulai terlihat ketika putri kedua Pak Yayan diantar oleh gurunya pulang karena demam. Saat itu ibu guru mereka bercerita bahwa sepertiga dari murid-muridnya hari itu tidak masuk sekolah karena terjangkit penyakit yang sama. Apakah sebenarnya cacar air itu? Mengapa cacar air begitu
mudah menular? Bisakah cacar air dicegah?

Menurut World Health Organization (WHO), cacar air adalah penyakit virus akut dan sangat menular. Tersebar di seluruh dunia, terutama menyerang anak-anak, namun dapat juga menyerang dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh virus varicela zoster. Karena penyebabnya virus, terserang atau tidaknya seseorang oleh virus ini sangat bergantung pada daya tahan tubuh orang tersebut.

Cacar air ditularkan lewat udara, ludah penderita, dan kontak langsung. Waktu yang diperlukan mulai dari
seseorang terinfeksi sampai timbulnya gejala antara 2 sampai 3 minggu. Jadi bila seorang anak tertular di sekolah, keluarganya yang terjangkit baru akan menampakkan gejala setelah 2-3 minggu kemudian. Virus ini mengenai anak-anak usia 5 sampai 9 tahun. Bila orang dewasa yang terkena, biasanya akan memperlihatkan gejala yang lebih berat dan penyembuhannya juga akan lebih lama dibandingkan anak-anak yang sudah akan normal lagi setelah 7 sampai 10 hari.

Gejala awal cacar air sama dengan penyakit virus lainnya seperti demam, pilek, lesu, dan pusing. Dengan demikian, pada awalnya agak sulit untuk menentukan penyakit tersebut. Barulah beberapa hari kemudian timbul kemerahan pada kulit yang akan berubah menjadi bulatan-bulatan berisi cairan dan berdinding tipis (vesicle). Vesicle ini pertama-tama bisa dilihat di daerah perut, punggung, dan dada, baru kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti muka, alat gerak, kepala, mulut, telinga, bahkan bisa mengenai alat kelamin. Bulatan berisi cairan ini akan terasa gatal. Bila mengenai alat kelamin,penderita akan merasa gatal yang bercampur dengan rasa sakit.

Sebenarnya, meski vesicle mengering, ia akan meninggalkan keropeng yang berwarna kehitaman. Akan tetapi, keropeng itu dapat sembuh sendiri tanpa meninggalkan bekas.

Masalah baru timbul bila dalam perjalanan penyakit, vesicle sempat tergaruk sehingga menimbulkan infeksi pada kulit. Bercak yang ditimbulkan oleh vesicle seperti ini akan menimbulkan bekas karena kerusakan kulit terjadi lebih dalam.

Dari saat gejala timbul sampai semua bundaran berubah menjadi keropeng, sebaiknya penderita dijauhkan dari orang-orang di sekitarnya karena pada saat inilah virus cacar air dapat menular. Hampir semua orang yang kontak dengan penderita dapat terjangkit bila saat itu daya tahan tubuhnya sedang turun. Oleh karena itu, orang yang sedang sakit dan wanita hamil sebaiknya tidak melakukan kontak dengan penderita.

Komplikasi cacar air pada anak jarang terjadi. Komplikasi lebih sering terjadi pada orang dewasa seperti radang otak atau radang paru-paru. Infeksi pada ibu hamil pada tiga bulan pertama kehamilan dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janinnya, sedangkan infeksi yang terjadi menjelang kelahiran dapat menimbulkan cacar air pada bayi baru lahir (Prof. Dr. Marwali Harahap; Ilmu Penyakit Kulit).

Pentingnya mandi

Cacar air dapat dicegah dengan memberikan vaksinasi. Vaksin tersebut mencegah timbulnya penyakit hingga 70% hingga 90%. Orang yang menderita cacar air setelah vaksinasi umumnya mengalami gejala yang lebih ringan dan vesicel yang lebih sedikit. Vaksin cacar air diberikan pada usia 1 tahun atau lebih. Bila anak tidak menerima pada waktu tersebut, dapat diberikan pada usia 11 atau 12 tahun.


Selama ini, beredar mitos bahwa penderita cacar sebaiknya tidak terkena air. Padahal, penderita cacar justru harus mandi seperti biasa agar kulitnya bersih. Kulit yang selalu bersih akan mengurangi rasa gatal dan mencegah penderita menggaruk, sehingga risiko infeksi berkurang. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat dan tidak menimbulkan bekas.

Sayangnya, mitos untuk tidak mandi bagi penderita cacar itu telah beredar cukup lama sehingga agak sulit mengubahnya. Barangkali, itulah sebabnya dahulu lebih banyak ditemukan cacar air yang mengalami infeksi. Bagaimana tidak, vesicle yang gatal bercampur dengan keringat, ditumpuki bedak, kemudian tidak dibersihkan sampai berhari-hari. Wajar saja keropengnya menjadi susah sembuh dan menimbulkan bekas hampir di seluruh wajah. Keadaan ini dapat mengurangi rasa percaya diri pada penderita karena bekasnya tidak akan hilang seumur hidup.

Seperti biasanya, penderita cacar pun setelah mandi badannya dikeringkan dengan handuk lunak. Upaya
pengeringan ini harus dilakukan pelan-pelan, tidak boleh digosok dengan keras. Ini dilakukan supaya keropeng tidak terlepas dengan paksa. Untuk mengurangi gatal dan iritasi, sehabis mandi seluruh tubuh ditaburi dengan bedak talk yang mengandung salicyl atau mentol.

Cacar air bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan, asalkan daya tahan tubuh penderita cukup baik. Asupan makanan bergizi sangat penting artinya untuk mempercepat
penyembuhan. Sayur-sayuran dan jus buah sangat bagus untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh penderita. Obat-obatan hanya diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi gatal pada vesicle. Antibiotik hanya digunakan bila sudah terjadi infeksi pada kulit.

Umumnya orang hanya terserang cacar air sekali seumur hidup. Akan tetapi, virus ini bisa tidak aktif sementara di dalam tubuh, namun di kemudian hari muncul dalam bentuk infeksi yang disebut herpes zoster.

Setelah masa penyembuhan cacar air dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan dengan mengonsumsi vitamin C dan E. Saat luka sudah benar-benar sembuh, penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.
Jadi ketika keluarga Anda keluarga sedang terkena cacar air, biarkan dia mandi secara teratur! (YL)

Readmore »»